PTPN VII Melaksanakan Program Replanting Komoditas Kelapa Sawit

Berita, Utama169 Dilihat

MUARA ENIM—Untuk memastikan fase keberlanjutan usaha, PTPN VII menggeber program tanam ulang (replanting) komoditas kelapa sawit. Salah satu Unit Kerja ini dalam proses replanting.

“Saya ingin memastikan proses tanam ulang ini berjalan sesuai standar. Kami Dekom memandang fase ini sangat krusial untuk dikawal. Sebab, masa depan perusahaan ini akan sangat bergantung kepada keberhasilan investasi tanaman hari ini. Saya ingatkan agar semua tahapan sesuai dengan standar agronomi dan kesesuaian terhadap iklim,“ kata Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Rabu (21/6/23), saat meninjau proses perobohan pohon yang akan diganti dengan tanaman baru di Afdeling 5 Unit Sungai Lengi.

Kunjungan kerja Nurhidayat didampingi Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy, Kabag Ops. 1 Daniel Solikin, Kabag Ops. 2 Wiyoso, Sekretaris Perusahaan Bambang Hartawan, dan beberapa pejabat utama lain. Di lokasi, Komut yang membawa Tim Komite Audit Dekom disambut Manajer PTPN VII Unit Sungai Lengi Budi Santoso beserta semua staf.

Pada sesi pertama, rombongan langsung meninjau tanaman kelapa sawit yang ditanam perdana setahun yang lalu. Beberapa titik lahan ditelisik secara detail oleh Komut yang dibantu staf Komite Audit. Beberapa aspek ditanyakan dan dikonfirmasi, seperti soal progres penanaman ulang yang sedang berlangsung.
“Aspek agronomis tanaman bukan cuma soal olah tanah, pemupukan, dan perawatan, tetapi juga soal tata laksana pengairan. Nah, karena kita sangat bergantung kepada air hujan, maka momen cuaca atau iklim musim yang tepat harus jadi pertimbangan penting,“ tambah dia.

Selain meninjau tanaman yang baru ditanam, rombongan juga berhenti untuk melihat kondisi tanaman produktif di beberapa Afdeling. Di Afdeling 4, rombongan mendapat laporan bahwa produktivitasnya sangat baik. Produktivitas kelapa sawit tahun tanam 2013 itu menembus angka rata-rata 31 ton per hektare.
Mendapati laporan itu, Herri Suheri, salah satu anggota Komite Audit Dewan Komisaris melakukan pengecekan secara random terhadap beberapa pohon. Dengan potensi yang ada, Heri mengatakan hingga akhir tahun, dia yakin tanaman di blok tersebut bisa menembus produktivitas 32 ton per hektare.
“Saya yakin, sampai akhir tahun ini bisa tembus 32 ton per hektare. Sebab, dari jumlah tandan dan potensi bunga, tanaman ini masuk kategori sangat produktif,“ kata Heri Suheri yang saat aktifnya menjabat manajer di beberapa Unit Kerja di PTPN VII.
Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit milik Unit Sungai Lengi. Secara perinci Nurhidayat berkomunikasi dengan staf maupun pekerja yang sedang bertugas. Ia bersama rombongan juga mengecek hampir semua stasiun pengolahan, dari loading ramp, lori-lori perebusan TBS, kilang CPO, stasiun produk samping, hingga kolam limbah.
Beberapa catatan disampaikan Nurhidayat di sektor off farm. Antara lain soal kualitas CPO yang dihasilkan harus mengacu kepada standar pasar dunia yang semakin ketat. Menurutnya, sentimen pasar CPO dunia saat ini sangat rentan terhadap isu-isu kesehatan, lingkungan, hingga aspek-aspek non teknis-politis.
“Kunci untuk bisa mulus di pasar global adalah mutu yang nomor satu dengan proses dari awal yang baik dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, seiring upaya meningkatkan semua aspek teknis, muara utamanya adalah di mutu produk,” kata dia.

Sementara itu, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy menyampaikan beberapa arahan kepada seluruh kru Unit Sungai Lengi pada rapat presentasi di Kantor Sentral. Chief Ryan mengatakan, sebagai satu sistem yang berjalan kontinu dan wajib memproses produk dengan kualitas tinggi, aspek pemeliharaan menjadi faktor utama. Sebab, tambah dia, jika perawatan tidak intensif dan terjadi kendala, akan sulit mempertahankan kontinuitas produksi dengan mutu yang standar.
“Saya minta pabrik yang sudah berjalan dan beroperasi dengan baik ini dikuatkan maintenance-nya. Dikuatkan rasa memilikinya dan mitigasinya supaya segala kemungkinan bisa diantisipasi. Maintenance itu diawali dari kebersihan di semua instrumen,” kata dia.
Kepada rombongan Dekom dan Direktur, Manajer PTPN VII Unit Sungai Lengi Budi Santoso memaparkan kinerja unit yang dia pimpin. Dan mengucapkan terima kasih kepada Direksi yang telah memberi kebijakan untuk menaikkan volume pembelian TBS sebagai bahan baku pabrik Unit Sungai Lengi. Sebab, kata dia, seiring dengan pembongkaran 1.700 hektare tanaman kelapa sawit yang sedang dalam proses tanam ulang, pasokan TBS dari kebun sendiri berkurang banyak. Sementara, kapasitas terpasang pada pabrik yang dikelola saat ini cukup besar, yakni 60 ton per jam.
“Dengan program TU (tanam ulang), pabrik kami kekurangan pasokan sangta besar. Tetapi, kami terima kasih kepada Pak Direktur memberi solusi untuk meningkatkan jumlah pembelian TBS dari pihak ketiga dan juga dari petani. Mudah-mudahan kami bisa berproduksi dengan lancar dan maksimal,“katanya.
Secara umum, Budi Santoso melaporkan kinerja PTPN VII Unit Sungai Lengi yang cukup prospektif. Di pada kinerja 2022, kata Budi, Unit Sungai Lengi berhasil memproduksi CPO sebanyak 93 ribu ton. Angka ini juga mencatatkan produktivitas sebesar 114 persen dari target atau RKAP.
“Untuk kinerja tahun 2023 ini kondisinya masih relatif sama dengan kondisi 2022. Tetapi, kami berupaya keras untuk bisa melampaui pencapain itu dan prognosa kami bisa 127 persen dari RKAP,“ kata Budi.
Pencapaian Unit Sungai Lengi ini menjadi salah satu pemecah rekor di PTPN VII sebagai kebun yang meraih predikat Kebun Kelapa Sawit Terbaik III pada Liga PTPN Award 2023. Sebab, sebelumnya komoditas kelapa sawit selalu didominasi kebun-kebun PTPN dari wilayah Sumatera Bagian Utara. (red)

Komentar