Prabumulih,KM– Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina EP Prabumulih Field memberikan bantuan alat produksi berupa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan mesin jahit untuk Kelompok Tenun Serat Nanas Riady di Kelurahan Gunung Ibul. Kelompok Tenun Serat Nanas Riady merupakan kelompok penenun serat daun nanas pertama di Prabumulih.
Kelompok yang dipimpin oleh Ibu Rita ini telah berdiri sejak tahun 2021 tepatnya saat pandemi Covid-19 melanda. Berawal dari sebuah pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Prabumulih dengan mendatangkan penenun serat nanas dari Jawa Barat, kelompok Ibu Rita mulai menggeluti proses penenunan serat daun nanas. Alhasil, hingga saat ini Kelompok Tenun Serat Nanas Riady telah mampu memproduksi kain tenun serat nanas yang dikombinasikan dengan benang songket khas Prabumulih.
Kelompok tersebut merupakan mitra binaan Pertamina EP Prabumulih Field untuk program Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemanfaatan Serat Nanas Prabumulih (Raden Mas Prabu). Program Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemanfaatan Serat Nanas Prabumulih (Raden Mas Prabu) ini berupaya mengoptimalkan pertanian nanas zero waste dari hulu sampai hilir. Terdapat dua kelompok utama yang terlibat dalam program ini, yakni Kelompok Tani Tunas Jaya (hulu) dan Kelompok Tenun Serat Nanas Riady (hilir). Program ini juga merupakan manifestasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina EP Prabumulih Field dalam mendorong produk lokal bernilai jual global. Selain itu, program Raden Mas Prabu juga mendorong penurunan emisi karbon dioksida (CO2) akibat dari pembakaran daun nanas pasca panen.
Bantuan diserahkan langsung oleh pihak manajemen Pertamina EP Prabumulih Field, Adam S. Nasution dan Tuti Dwi Patmayanti.
“Bantuan ini sebagai bentuk dukungan Pertamina EP Prabumulih Field terhadap mitra binaan perusahaan dan upaya untuk terus memajukan produk lokal di Prabumulih.” Ujar Adam. Tak hanya itu, Tuti juga menambahkan “Kelompok Tenun Serat Nanas Riady telah kami dampingi dan akan diproyeksikan sebagai kelompok percontohan tenun serat nanas di Prabumulih mengingat nanas adalah ikon kota ini.”
Sementara, Ibu Rita selaku ketua kelompok turut bersyukur atas pendampingan dan bantuan yang telah diberikan oleh Pertamina EP Prabumulih Field. “Kami tentu berharap bantuan dari Pertamina EP Prabumulih Field bisa meningkatkan hasil produksi kami dan tentunya kami dapat memperluas pemberdayaan bagi masyarakat sekitar yang berkelanjutan.”
Pertamina EP Prabumulih Field ingin dapat senantiasa menghadirkan energi yang menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Hal ini juga menjadi salah satu bentuk implementasi SDGs poin ke-8 yakni menyediakan lapangan pekerjaan yang layak dan mendukung perekonomian, serta sebagai penerapan Environmental, Social and Corporate Governance (ESG).
Ditempat terpisah, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Safe’i menjelaskan bahwa adanya kegiatan hulu migas di daerah memang harus memberikan efek sebesar-besar dan sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Tidak hanya menyumbang PAD melalui DBH namun hulu migas senantiasa diberikan tanggung jawab untuk peduli kepada pengembangan masyarakat disekitar wilayah operasional perusahaan. “melalui program pengembangan ini kami berharap masyarakat dapat merasakan langsung bagaimana multiplier effect kegiatan hulu migas ini,” ungkap Safe’i.
ia juga menegaskan bahwa ditengah upaya pencapaian target produksi yang diharapkan dapat terus meningkat, KKKS termasuk Pertamina juga diminta untuk tidak lengah dalam hal mewujudkan berbagai program yang telah disetujui dalam WP&B setiap tahunnya, terkhusus untuk program-program pengembangan masyarakat semacam ini.
“Dengan adanya program ini pula kami juga mengharapkan akan semakin besar dukungan masyarakat untuk berjalannya kegiatan hulu migas di daerah, karna sejatinya keberhasilan hulu migas adalah keberhasilan kita semua,” tutup Safe’i. Ia selanjutnya mengungkapkan ucapan syukur dan terimakasih kepada Pertamina yang sejauh ini terus berupaya memberikan yang terbaik, tidak hanya melaksanakan pemboran yang masif namun juga merangkul masyarakat, media serta pemerintah di wilayah operasionalnya sebagai mitra ataupun pemangku kepentingan yang berperan penting untuk keberlangsungan hulu migas.(Ril/Humas SKK Migas)
Komentar